Pengetahuan Masyarakat terhadap DBD Masih Minim

Jum'at, 04 Maret 2016 - 12:30 WIB
Pengetahuan Masyarakat...
Pengetahuan Masyarakat terhadap DBD Masih Minim
A A A
JAKARTA - Sebuah penelitian yang dilakukan oleh GSK Consumer Healthcare Indonesia terhadap 1.000 responden mengungkapkan, bahwa 97% masyarakat Indonesia mengetahui tentang demam berdarah dengue (DBD).

Sayangnya, mereka hanya mampu menyebutkan tiga gejala DBD. Seperti panas dan timbulnya ruam di sekujur tubuh. Padahal, gejala DBD tidak hanya itu.

"Gejalanya itu panas tinggi hingga 39 derajat celcius, sakit kepala berat, nyeri pada belakang mata, nyeri otot dan sendi, mual serta ruam-ruam. Saat menstruasi juga yang berlebihan itu tandanya mengalami pendarahan dan harus di periksa di lab," papar Guru besar Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, Prof. DR. dr. Sri Rezeki Hadinegoro di Hotel JW Marriot.

Selain itu, penelitian yang dilakukan di beberapa kota besar di Indonesia di tahun 2015 ini juga menemukan 65% masyarakat Indonesia juga tidak mengetahui obat yang harus dihindari untuk anak-anak penderita DBD.

Hanya 10% dari masyarakat Indonesia yang mengetahui akan demam berdarah dan obat-obatan AINS harus dihindari. AINS atau anti inflamasi non steroid merupakan golongan obat analgesik yang mengurasi rasa sakit, demam dan peradangan, seperti ibnuprofen dan naproxen.

Oleh karena itu, Prof Sri meyarankan untuk tidak sembarangan memberikan pada penderita DBD. Pasalnya, salah memberikan obat bisa meningkatkan risiko gangguan lambung dan pendarahan untuk anak-anak.

"Kami menyarankan obat yang aman untuk penanganan demam itu parasetamol. Parasetamol akan mengurangi nyeri dan demam. Ada pasien yang muntah-muntah dan panas tapi hasil labnya bagus ternyata dia alami gangguan lambung karena obat," pungkasnya.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1446 seconds (0.1#10.140)